Senin, 20 Desember 2010

Manajemen dan organisasinya



Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan  mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi.

Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui  kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan yang sama.

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
·        
Sejarah manajemen.
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan
dengan adanya piramida di Mesir Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika
tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan
mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota
Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di
sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan
pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang
dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan
tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk
memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja,
dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.Daniel Wren membagi
evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era
manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Pemikiran awal manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
(division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang
spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh,
Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap
pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah
Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan
mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan
produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan
ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat
membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan
baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era manajemen ilmiah
Frederick Winslow Taylor.
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan
Harrington Emerson Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut
scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya
yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya
itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah
untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai
tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company
menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada
karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga
mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt
chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri
Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion
yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai
apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik
manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama
Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang,
mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.Gagasan Fayol itu
kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry
Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen ang merupakan dasar-dasar dan nilai
yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli osilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk
organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett
melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika
dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains
Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F.
Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku
paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the
Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school)
dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak
mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran
mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai
eksperimen Hawthrone

Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik
Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.. Kajian ini
awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu
terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata
insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih
sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan
kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti
menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu
utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lannya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal
setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet
mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk
mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan
mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata
lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada
individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri
mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions
of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk
merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara
motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi
adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang
organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan
komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal,
komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan.
Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan
bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
Era moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total
quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and
Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari
kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat
bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya
biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang
lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) market
share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas
perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan
meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya
tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat
disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen.
Ia merujuk pada "prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi
manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran
mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas
yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan
diimplementasikan.

·        
Fungsi manajemen
a
.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
b.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
c.      Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha
·     
 Keterampilan dalam manajemen
a
.      Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau
planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
b.      Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
c.      Keterampilan teknis (technical skill)Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki
mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
2. organisasi
·        Definisi organisasi
Pengerorganisasian adalah usaha yang dilakukan untuk dapat mencapai hubungan
kerja antarpersonalia dalam organisasi/perusahaan agar mereka dapat bekerja
dengan efisien untuk mencaoai tujuan organisasi/perusahaan.
·        Pentingnya mengenal organissasi
Pentingya ialah setelah para manajer melaksanakan fungsi perencanaa maka mereka
perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang di gunakan untuk
melaksanakan apa yang telah direncakan dengan sukses.
Hal halnya yang penting dalam organisasi          :
1.penentuan sumber daya yang dibutuhkan organisasi/perusahaan
2.penentuan dalam kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
3.rancangan dan pengembangan organisasi yang membawa tujuan
4.penugasan tanggung jawab tertentu kepada individu
5.pendselegasian wewenang.
·        
Prinsip prinsip perorganisasian

a.      Prinsip prinsiPerumusan Tujuan yang Jelas
. Tujuan dan arah merupakan
hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan
ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non
fisik.
b.      Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat
dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal
ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat
tercapainya suatu tujuan.
c.      Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas
maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari
masing-masing unit kerja.
d.      Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari
pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian
dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau
kesewenangan kekuasaan tersebut.
e.      Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar
atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi
tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan
maupun bawahan akan tercipta.
f.        Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur
organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula.
Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah)
akan nampak.
g.      Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu
organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta.
Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin  cepat tercapai.
·        Bentuk bentuk organisasi
a.      Bentuk Organisasi Garis

Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
   
1. Kesatuan      komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.  2. Proses      pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang      diajak berkonsultasi masih sedikit.
3. Rasa      solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
Keburukannya;    1. Seluruh organisasi      tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana
bila pimpinan tersebut      berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek
atau hancur.
    2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak      secara otokratis.
    3. Kesempatan karyawan untuk      berkembang terbatas.
b.      Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak
mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando
pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;    1. Pembidangan tugas-tugas      jelas.
    2. Spesialisasi karyawan dapat      dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
    3. Digunakannya tenga-tenaga      ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan
fungsinya.
Keburukannya;
    1. Karena adanya spesialisasi      kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour
of duty.
    2. Karyawan lebih mementingkan      bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan
koordinasi.
c
.      Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas,
mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang
banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
    1. Dapat digunakan pada setiap      organisasi yang besar, apapun tujuannya,
luas organisasinya,dan      kompleksitas susunan organisasinya.
    2. Pengambilan keputusan lebih      mudah karena adanya dukungan dari staf
ahli.
    3. Perwujudan “the right man      in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;    1. Sesama karyawan dapat      terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit
terbangun
    2. Karena susunan      organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya
adalah dalam bidang      koordinasi antar divisi atau departemen.
d.      Bentuk Organisasi Fungsional dan StaffBentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk
organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi
ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
·        Keterampilan manajemen yang dibutuhkan
a.      Keterampilan bahasa asing
Pada jaman modern seperti ini, penguasaan bahasa asing sudah menjadi syarat
mutlak di semua perusahaan ketika mereka membuka lowongan pekerjaan
b.      . Keterampilan teknis tentang mSebab-sebab kegagalan organisasi
Manajemen yang kurang bagus itu bisa saja karena dari pemimpinan perusahaan atau manajer  yang tidak bisa menghande jalannya perusahaan tersebut, mungkin juga pemimpin perusahaan tidak bisa berkerja sama dengan anggota-anggotanya yang ada
   kurang tanggun jawab terhadap tugas masing-masing, kurangnya rencana masa dan.esin aat ini, teknologi adalah mutlak diperlukan di semua bidang usaha. Bagian  instalasi yangmemperbaiki sebagian besar jaringan listrik suatu gedung,
peralatan elektronik maupun merakit komputer. Insinyur, bagian telekomunikasi, ahli otomotif, ahli transportasi adalah sebagian diantara bidang kerja yang masuk dalam kategori ini.
c.      Keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia
Umumnya, perusahaan yang mempunyai pegawai lebih dari satu orang, tentu mempunyai masalah yang berhubungan erat dengan bagaimana melakukan interaksi timbal balik di perusahaan itu. Sehingga sudah pasti, sukses sebuah perusahaan sangat bergantung pada bagaimana para pegawai di semua lini perusahaan itu dapat saling bekerja sama. Mereka yang bergerak di bidang kerja ini umumnya memang memahami dan menangani segala kebutuhan para pekerja di suatu perusahaan.
d.      Keterampilan di bidang pemrograman komputer
Perusahaan masa kini telah sangat bergantung pada sistem komputerisasi yang canggih. Itulah sebabnya, mereka membutuhkan orang-orang yang mengerti secara detil seluk beluk program komputer. Jika Anda mempunyai keterampilan berupa penguasaan seluk beluk tentang HTML, Visual Basic, Unix atau SQL Server, Anda akan menjadi salah satu aset besar perusahaan dan berpeluang meningkatkan karir Anda.
e.        Keterampilan mengajar
Sebagai bagian dari komunitas modern yang selalu berkembang setiap waktu, perusahaan masa kini kerap menginginkan anak buahnya mempuanyai pengetahuan yang multi dimensi, bahkan yang bukan bidang kerjanya. Sebab itu, kini banyak perusahaan menggaji pengajar khusus untuk meberikan kursus tambahan bagi karyawannya, misalnya perpajakan, bisnis manajemen, pelayanan sosial atau manajemen administrasi. Mereka yang memiliki pengetahuan multi disipliner semacam ini biasanya kerap ‘dikejar’ banyak perusahaan untuk memberikan ’short course’ bagi pegawai mereka.
f.        Keterampilan manajemen keuangan
Seperti juga dalam keluarga, perusahaan juga membutuhkan perencanaan keuangan yang sistematis untuk kelangsungan hidup jangka panjangnya. Banyak perusahaan seringkali mendatangkan konsultan manajemen, investasi dan perencanaan keuangan yang ideal bagi masa depan perusahaan mereka. Oleh karena itulah, Anda yang mempunyai kemampuan di bidang akuntansi, perencana keuangan atau bisnis dan investasi, akan selalu menjadi incaran perusahaan-perusahaan.
g.      Keterampilan ilmu kimia dan matematika
Banyak sekali kemajuan besar di dunia ini tercipta dari beragam penemuan di bidang kimia dan obat-obatan. Oleh karena itu, kebutuhan pasar kerja terhadap sumber daya manusia di bidang kimia, fisika, biologi ini akan selalu tinggi dan tidak akan pernah surut. Bidang kerja yang termasuk di dalamnya misalnya apoteker, ahli pangan dan obat-obatan, peneliti, dll.
h.        Keterampilan memecahkan masalah
Berbagai tugas yang kita hadapi setiap harinya, baik secara personal dan juga
dari segi bisnis merupakan hal yang kompleks yang kerap terjadi. Mereka yang
mampu mengidentifikasi berbagai masalah, mencari solusi, membuat
keputusan-keputusan yang efektif adalah nilai tambah yang paling dicari
perusahaan. Yang masuk dalam kategori ini misalnya bidang kerja bisnis
administrasi, konsultan manajemen, administrasi negara, ilmu pengetahuan,
obat-obatan atau insinyur.
·        Sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi
Manajemen yang kurang bagus itu bisa saja karena dari pemimpinan perusahaan atau manajer  yang tidak bisa menghande jalannya perusahaan tersebut, mungkin juga pemimpin perusahaan tidak bisa berkerja sama dengan anggota-anggotanya yang ada , kurang tanggun jawab terhadap tugas masing-masing, kurangnya rencana masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar